Tuntutan Perubahan Pendidikan Kejuruan
Perubahan
tehnologi menuntut ada perubahan juga pada pendidikan kejuruan, karna
sekarang ini tatanan kehidupan biasanya serta tatanan perekonomian pada
terutama tengah alami pergeseran paradigma ke arah global. Pergeseran
ini juga akan buka kesempatan kerja sama antar Negara makin terbuka
serta di sisi
beda,
persaingan perebutan antar Negara makin ketat. Untuk tingkatkan
kekuatan persaingan perebutan dalam perdagangan bebas, dibutuhkan
rangkaian kemampuan daya saing yang kuat, diantaranya kekuatan
manajemen, tehnologi serta sumber daya manusia. Sumber daya manusia
adalah sumber daya aktif yang bisa memastikan keberlangsungan hidup
serta kemenangan dalam persaingan perebutan satu bangsa.
Pendidikan
mempunyai peranan yang begitu strategis dalam wujudkan sumber daya
manusia yang kuat untuk hadapi persaingan perebutan bebas. Termasuk juga
pendidikan kejuruan yang mempersiapkan peserta didik atau sumber daya
manusia yang mempunyai kekuatan kerja jadi tenaga kerja menengah sesuai
sama tuntutan dunia usaha serta dunia industri. Oleh karenanya sesuai
sama tuntutan perubahan pendidikan kejuruan, jadi memerlukan
pengembangan pendidikan serta kursus kejuruan di SMK untuk masa depan.
1. Tuntutan peserta didik
Pendidikan
kejuruan mempunyai peranan untuk mempersiapkan peserta didik supaya
siap bekerja, baik bekerja dengan mandiri (wiraswasta) ataupun isi
lowongan pekerjaan yang ada. SMK jadi satu diantara institusi yang
mempersiapkan tenaga kerja, dituntut dapat hasilkan lulusan seperti yang
diinginkan dunia kerja. Tenaga kerja yang diperlukan yaitu sumber daya
manusia yang mempunyai kompetensi sesuai sama bagian pekerjaannya,
mempunyai daya penyesuaian serta daya saing yang tinggi. Atas basic itu,
pengembangan kurikulum dalam rencana penyempurnaan pendidikan menengah
kejuruan mesti sesuai dengan keadaan serta keperluan dunia kerja.
Tuntutan
peserta didik serta lulusan yang sesuai sama keperluan dunia kerja
butuh jadikan sumber pijakan didalam merumuskan maksud pendidikan
kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jadi bentuk unit pendidikan
kejuruan seperti ditegaskan dalam keterangan Pasal 15 UU SISDIKNAS,
adalah pendidikan menengah yang menyiapkan peserta didik terlebih untuk
bekerja dalam bagian spesifik, yang dirumuskan dalam maksud umum serta
maksud spesial seperti berikut.
Maksud Umum :
a. Tingkatkan keimanan serta ketakwaan peserta didik pada Tuhan Yang Maha Esa
b.
Meningkatkan potensi peserta didik supaya jadi warga Negara yang
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis
serta bertanggungjawab.
c.
Meningkatkan potensi peserta didik supaya mempunyai pikiran kebangsaan,
mengerti serta menghormati keanekaragaman budaya bangsa Indonesia
d.
Meningkatkan potensi peserta didik supaya mempunyai kepedulian pada
lingkungan hidup, dengan dengan aktif ikut pelihara serta melestarikan
lingkungan hidup, dan memakai sumber daya alam dengan efisien serta
efektif.
Maksud Spesial :
a.
Mempersiapkan peserta didik supaya jadi manusia produktif, ataupun
bekerja mandiri, isi lowongan pekerjaan yang berada di dunia usaha serta
industri jadi tenaga tingkat kerja menengah, sesuai sama kompetensi
dalam program ketrampilan yang dipilihnya.
b.
Mempersiapkan peserta didik supaya dapat pilih karier, ulet serta gigih
dalam bersaing, menyesuaikan di lingkungan kerja, serta meningkatkan
sikap profesional dalam bagian ketrampilan yang disukainya.
c.
Membekali peserta didik dengan ilmu dan pengetahuan, tehnologi serta
seni, supaya dapat meningkatkan diri di masa datang baik dengan mandiri
ataupun lewat tahap pendidikan yang lebih tinggi
d. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai sama program ketrampilan yang diambil.
(Disarikan dari Kurikulum SMK Program Ketrampilan Tata Baju, 2004).
2. Tuntutan menjawab keperluan orang-orang
Dilihat
dari perspektif perubahan keperluan evaluasi serta aksesibilitas duia
usaha/industri, sedikitnya tiga dimensi pokok sebagai tantangan untuk
SMK, baik dalam konteks regional ataupun nasional, salah satunya :
a.
Implementasi program pendidikan serta kursus mesti fokus pada
pendayagunaan potensi sumber daya lokal, sembari memaksimalkan hubungan
kerja dengan intensif dengan institusi pasangan
b.
Proses kurikulum mesti berdasar pada pendekatan yang lebih fleksibel
sesuai sama tren perubahan serta perkembangan tehnologi supaya
kompetensi yang didapat peserta didik sepanjang serta setelah ikuti
program diklat, mempunyai daya penyesuaian yang tinggi
c.
Program pendidikan serta kursus seutuhnya mesti bertujuan mastery
learning (belajar selesai) dengan melibatkan peranan aktif –
partisipatif beberapa stakeholders pendidikan, termasuk juga
optimalisasi peranan Pemerintah Daerah untuk merumuskan pemetaan
kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya jadi input untuk SMK dalam
penyelenggaraan diklat berkepanjangan.
Untuk
mencari jalan keluar dari tantangan itu diatas, SMK jadi satu diantara
instansi penyelenggara pendidikan serta kursus kejuruan mesti dapat
memberi service pendidikan paling baik pada peserta didik meskipun
keadaan fasilitasnya begitu bermacam. Seperti di ketahui, kalau
investasi serta pembiayaan operasional paling besar yang dikerjakan oleh
pemerintah dalam pendidikan kejuruan yaitu pada system SMK. Dengan
fenomena ini, apakah SMK masih tetap dibutuhkan?
Pembukaan
serta penutupan satu SMK pada intinya begitu bergantung pada tuntutan
keperluan pengembangan sumber daya manusia di lokasi atau daerah
setempat. Pembukaan institusi SMK baru begitu bisa saja bila ada
tuntutan keperluan sumber daya manusia yang berkaitan dengan peranan
serta peranan SMK. Seperti yang dikemukakan Djojonegoro (1998), kalau :
“Secara teoritik pendidikan kejuruan begitu dipentingkan karna lebih
dari 80 persen tenaga kerja di lapangan kerja yaitu tenaga kerja tingkat
menengah ke bawah serta bekasnya kurang dari 20 persen bekerja pada
susunan atas. Oleh karenanya, pengembangan pendidikan kejuruan terang
adalah hal perlu”.
Penutupan
satu institusi SMK cuma bisa saja bila dengan hukum tidak bisa
dipertahankan atau karna ada tuntutan orang-orang yang sekalipun tidak
bisa dipertahankan atau dijauhi. Tetapi pada intinya, tak ada argumen
untuk tutup SMK sepanjang institusi itu masih tetap bisa menggerakkan
peranan serta peranan dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Usaha
untuk mempertahan SMK yang bisa menjawab tuntutan keperluan
orang-orang, dalam hal semacam ini SMK mesti dapat menggerakkan peranan
serta peranannya dengan baik. Dalam menggerakkan peranan serta
peranannya itu, jadi pendidikan serta kursus di SMK butuh memerhatikan
prinsip-prinsip pendidikan kejuruan yang dikemukakan Prosser
(Djojonegoro, 1998) ; seperti berikut :
a.
Pendidikan kejuruan juga akan efektif bila lingkungan di mana siswa
dilatih adalah tiruan lingkungan di mana kelak ia juga akan bekerja.
b.
Pendidikan kejuruan yang efisien cuma bisa diberi di mana beberapa
pekerjaan latihan dikerjakan lewat cara, alat serta mesin yang sama
dengan yang diputuskan ditempat kerja.
c.
Pendidikan kejuruan juga akan efisien bila dia melatih seorang dalam
rutinitas berfikir serta bekerja seperti yang dibutuhkan dalam pekerjaan
itu sendri
d.
Pendidikan kejuruan juga akan efisien bila dia bisa memampukan
tiap-tiap individu memodali minatnya, pengetahuannya serta
ketrampilannya pada tingkat yang paling tinggi
e.
Pendidikan kejuruan yang efisien untuk tiap-tiap profesi, jabatan atau
pekerjaan cuma bisa diberi pada seorang yang memerlukannya, yang
menginginkannya serta yang bisa untung darinya
f.
Pendidikan kejuruan juga akan efisien bila pengalaman latihan untuk
membuat rutinitas kerja serta rutinitas berfkir yang benar diulangkan
hingga cocok seperti yang dibutuhkan dalam pekerjaan nantinya
g.
Pendidikan kejuruan juga akan efisien bila gurunya sudah memiliki
pengalaman yang berhasil dalam aplikasi ketrampilan serta pengetahuan
pada operasi serta sistem kerja yang juga akan dikerjakan
h.
Pada tiap-tiap jabatan ada kekuatan minimal yang perlu dimiliki oleh
seorang supaya dia tetaplah bisa bekerja pada jabatan tersebut
i. Pendidikan kejuruan mesti memerhatikan keinginan pasar (memerhatikan sinyal tanda pasar kerja)
j. Sistem pembinaan rutinitas yang efisien pada siswa juga akan terwujud bila kursus diberi pada pekerjaan yang nyata
k. Sumber yang bisa diakui untuk ketahui isi kursus disuatu okupasi tersebut
l. Tiap-tiap okupasi memiliki tanda-tanda isi (body of kontent) yang tidak sama satu dengan yang lainnya
m.
Pendidikan kejuruan juga akan adalah service sosial yang efektif bila
sesuai sama keperluan seorang yang memanglah membutuhkan serta memanglah
paling efisien bila dikerjakan lewat pengajaran kejuruan
n.
Pendidikan kejuruan juga akan efektif bila cara pengajaran yang dipakai
serta hubungan pribadi dengan peserta didik memperhitungkan sifat-sifat
peserta didik tersebut
o. Administrasi pendidikan kejuruan juga akan efektif bila dia luwes serta mengalir dari pada kaku serta terstandar
p.
Pendidikan kejuruan membutuhkan cost spesifik apabila tidak tercukupi
jadi pendidikan kejuruan tidak bisa dipaksakan beroperasi.
3. Tuntutan pengelolaan pendidikan kejuruan
Tuntutan
pengelolaan pada pendidikan kejuruan mesti sesuai sama kebijakan link
and match, yakni perubahan dari alur lama yang relatif berupa pendidikan
untuk pendidikan ke satu yang lebih jelas, terang serta konkrit jadi
pendidikan kejuruan jadi program pengembangan sumber daya manusia.
Dimensi pengembangan yang di turunkan dari kebijakan link and match,
yakni :
a. Perubahan dari pendekatan Suplai Driven ke Permintaan Driven
Dengan
deman driven ini menginginkan dunia usaha serta dunia industri atau
dunia kerja lebih bertindak didalam memastikan, mendorong serta
menggerakkan pendidikan kejuruan, karna mereka yaitu pihak yang lebih
mempunyai urusan dari pojok keperluan tenaga kerja. Dalam pengerjaannya,
dunia kerja turut berpartisipasi karna sistem pendidikan tersebut lebih
menguasai dalam memastikan kwalitas tamatannya, dan dalam pelajari
hasil pendidikan itupun dunia kerja turut memastikan agar hasil
pendidikan kejuruan itu terjamin serta terarah dengan ukuran dunia
kerja.
Jadi
satu diantara bentuk aplikasi prinsip permintaan driven, jadi dalam
pengembangan kurikulum SMK mesti lakukan sinkronisasi kurikulum yng
direalisasikan dalam program Pendidikan System Ganda (PSG). Dengan
lakukan sinkronisasi kurikulum, penyelengaraan evaluasi di SMK
diusahakan sedekat mungkin saja dengan keperluan serta keadaan dunia
kerja/industri, dan mempunyai relevansi serta fleksibilitas tinggi
dengan tuntutan lapangan. Lewat sinkronisasi kurikulum ini, diinginkan
sekolah bisa membaca ketrampilan serta performansi apa yang diperlukan
dunia usaha atau industri agar bisa dimasuki oleh lulusan SMK.
b. Perubahan dari pendidikan berbasiskan sekolah (School Based Program) ke system berbasiskan ganda (Dual Based Program)
Perubahan
dari pendidikan berbasiskan sekolah, ke pendidikan berbasiskan ganda
sesuai sama kebijakan link and match, menginginkan agar program
pendidikan kejuruan itu dikerjakan di dua tempat. Beberapa program
pendidikan dikerjakan di sekolah, yakni teori serta praktik basic
kejuruan, serta beberapa yang lain dikerjakan didunia kerja, yakni
ketrampilan produktif yang didapat lewat prinsip learning by doing.
Pendidikan yang dikerjakan lewat sistem bekerja didunia kerja juga akan
memberi pengetahuan ketrampilan serta nilai-nilai dunia kerja yang
mustahil atau susah didapat di sekolah, diantaranya pembentukan pikiran
kualitas, pikiran kelebihan, pikiran pasar, pikiran nilai lebih, serta
pembentukan etos kerja.
c. Perubahan dari jenis pengajaran yang mengajarkan mata-mata pelajaran ke jenis pengajaran berbasiskan kompetensi
Perubahan
ke jenis pengajaran ke berbasiskan kompetensi, punya maksud membimbing
sistem pengajaran dengan segera bertujuan pada kompetensi atau beberapa
unit kekuatan. Pengajaran berbasiskan kompetensi ini sekalian
membutuhkan perubahan paket kurikulum kejuruan kedalam paket berupa
paket-paket kompetensi.
d. Perubahan dari program basic yang sempit (Narrow Based) ke program basic yang mendasar, kuat serta luas (Broad Based)
Kebijakan
link and match menuntut ada pengembangan, menghadap pada pembentukan
basic yang mendasar, kuat serta lebih luas. System baru yang berwawasan
sumberdaya manusia, berwawasan kualitas serta kelebihan berpedoman
prinsip, kalau : mustahil membuat sumberdaya manusia yang berkwalitas
serta yang mempunyai kelebihan, bila tidak dengan diawali pembentukan
basic yang kuat. Dalam rencana penguatan basic ini, jadi peserta didik
butuh di beri bekal basic yang berperan untuk membuat kelebihan,
sekalian menyesuaikan pada perubahan IPTEK, dengan menguatkan penguasaan
matematika, IPA, Bhs Inggris serta Computer. System baru ini mesti
berikan basic yang lebih luas namun kuat serta mendasar, yang sangat
mungkin seorang tamatan SMK mempunyai kekuatan beradaptasi pada peluang
perubahan pekerjaan.
e. Perubahan dari system pendidikan resmi yang kaku, ke system yang luwes serta berpedoman prinsip multy entry, multy exit
Dengan
terdapatnya perubahan dari suplai driven ke permintaan driven, dari
schools based program ke dual based program, dari jenis pengajaran mata
pelajaran ke program berbasiskan kompetensi ; dibutuhkan ada keluwesan
yang sangat mungkin proses praktik kerja industri serta proses prinsip
multy entry multy exit. Prinsip ini sangat mungkin peserta didik SMK
yang sudah mempunyai beberapa unit kekuatan spesifik (karna program
pengajarannya berbasiskan kompetensi), memperoleh peluang kerja didunia
kerja, jadi peserta didik itu bisa saja meninggalkan sekolah. Serta bila
peserta didik itu menginginkan masuk sekolah kembali merampungkan
program SMK nya, jadi sekolah mesti buka diri menerimanya, serta bahkan
juga menghormati serta mengaku ketrampilan yang didapat peserta didik
yang berkaitan dari pengalaman kerjanya. Selain itu, system program
berbasiskan ganda juga membutuhkan penyusunan praktik kerja di industri
sesuai sama ketentuan kerja yang berlaku di industri yang berbeda dengan
ketentuan kalender belajar di sekolah.
f.
Perubahan dari system yg tidak mengaku ketrampilan yang sudah didapat
terlebih dulu, ke system yang mengaku ketrampilan yang didapat dari
tempat mana serta lewat cara apa pun kompetensi itu didapat (Recognition
of prior learning)
System
baru pendidikan kejuruan mesti dapat memberi pernyataan serta
penghargaan pada kompetensi yang dipunyai oleh seorang. System ini juga
akan berikan motivasi beberapa orang yang telah mempunyai kompetensi
spesifik, umpamanya dari pengalaman kerja, berupaya memperoleh
pernyataan jadi bekal untuk pendidikan serta kursus berkepanjangan.
Untuk ini SMK butuh mempersiapkan diri hingga mempunyai instrument serta
kekuatan menguji kompetensi seorang darimana serta lewat cara apa pun
kompetensi itu diperoleh.
g.
Perubahan dari pembelahan pada pendidikan dengan kursus kejuruan, ke
system baru yang mengintegrasikan pendidikan serta kursus kejuruan
dengan terpadu
Program
baru pendidikan yang mengemas pendidikannya berbentuk paket-paket
kompetensi kejuruan, juga akan mempermudah pernyataan serta penghargaan
pada program kursus kejuruan serta program pendidikan kejuruan. System
baru ini membutuhkan standarisasi kompetensi, serta kompetensi yang
terstandar itu dapat diraih lewat program pendidikan, program kursus
atau bahkan juga dengan pengalaman kerja yang didukung dengan gagasan
belajar sendiri.
h. Perubahan dari system terminal ke system berkelanjutan
System
baru tetaplah menginginkan serta memprioritaskan tamatan SMK segera
bekerja, supaya selekasnya jadi tenaga produktif, bisa berikan return
atas investasi SMK. System baru juga mengaku banyak tamatan SMK yang
mungkin, serta potensi ketrampilan kejuruannya semakin lebih berkembang
sekali lagi sesudah bekerja. Pada mereka ini di beri kesempatan untuk
meneruskan pendidikannya ke tahap pendidikan yang lebih tinggi
(umpamanya program Diploma), lewat satu sistem artikulasi yang mengaku
serta menghormati kompetensi yang didapat dari SMK serta dari pengalaman
kerja terlebih dulu.
Untuk
memperoleh system artikulasi yang efektif dibutuhkan “program antara”
(bridging program) manfaat memantapkan kekuatan basic tamatan SMK yang
telah memiliki pengalaman kerja, agar siap meneruskan ke program
pendidikan yang lebih tinggi.
i. Perubahan dari manajemen terpusat ke alur manajemen mandiri (prinsip desentralisasi)
Alur
baru manajemen mandiri ditujukan berikan kesempatan pada provinsi serta
bahkan juga sekolah untuk memastikan kebijakan operasional, asal
tetaplah merujuk pada kebijakan nasional. Kebijakan nasioanl dibatasi
pada beberapa hal yang berbentuk strategis, agar berikan kesempatan
untuk beberapa pelaksana di lapangan berimprovisasi serta lakukan
inovasi. Sistem pendewasaan SMK butuh diutamakan, untuk menumbuhkan rasa
yakin diri sekolah lakukan apa yang baik menurut sekolah, dengan
prinsip akuntabilitas (accountability) yang dengan patuh azas memberi
penghargaan pada mereka yang layak dihargai, serta menindak mereka yang
layak ditindak.
j. Perubahan dari ketergantungan seutuhnya dari pembiayaan pemerintah pusat, ke swadana dengan subsidi pemerintah pusat
Searah
dengan prinsip permintaan driven, dual based program, pendewasaan
manajemen sekolah, serta pengembangan unit produksi sekolah, system baru
diinginkan bisa mendorong perkembangan swadana pada SMK, serta tempat
tempat dana dari pemerintah pusat berbentuk menolong atau subsidi.
System ini diinginkan dapat mendorong SMK berfikir serta berperilaku
ekonomis.
0 komentar:
Posting Komentar