Kamis, 15 Maret 2018

1,5 Juta Siswa SMK Akan Lulus, Lapangan Pekerjaan Masih Minim

Sekira 1, 5 juta siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga akan lulus meniti pendidikan pada th. ini. Sesaat jumlah lapangan pekerjaan yang ada tidak sepadan jumlahnya. Berarti juga akan berlangsung pengangguran dalam jumlah besar yang disumbang dari beberapa lulusan SMK.

Menyikapi hal itu, Direktur Pembinaan SMK Kemdikbud M. Bakrun menyebutkan, pihaknya selalu berusaha supaya siswa SMK bisa terserap banyak oleh kelompok industri, hingga tidak menyebabkan pengangguran yang besar. Satu diantaranya dengan program revitalisasi SMK yakni dengan menaikkan jurusan baru yang sesuai sama perubahan jaman serta membuat revisi kurikulum supaya kompetensi yang dibuat dapat sesuai sama keperluan industri.
" Umpamanya saja jurusan e-commerce, pemasaran kita buka usaha daring, ada pula desain komunikasi visual, daya paling barukan, animasi telah ada pula, jurusan logistik juga telah. Jurusan ini dalam rencana ikuti keperluan industri. Kami coba kurikulum yang fleksibel supaya lulusan SMK kompeten serta di terima di industri atau berwiraswasta, " tutur Bakrun di Jakarta, Rabu (1/3/2018).

Diluar itu, sambung dia, pihaknya akan mengadakan lomba kompetensi siswa (LKS) untuk siswa SMK. Gagasannya juga akan ada 51 bagian yang dilombakan dalam LKS SMK 2018 ini. Lomba yang dibarengi oleh beberapa siswa SMK semua Indonesia itu gagasannya diselenggarakan pada 6-12 Mei 2018 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan mengusung topik " Generasi Muda Jaman Now yang Mumpuni serta Berkarakter ".

" Lomba ini satu diantara sistem untuk hasilkan siswa SMK yang kompeten, " katanya.

Nanti, lanjut Bakrun, beberapa pemenang LKS SMK ini juga akan bertanding dengan siswa SMK dari beragam negara didunia dalam arena World Skills Competition (WSC) pada Agustus 2019 yang akan datang di Rusia. Persiapan sepanjang setahun dibutuhkan supaya beberapa siswa bisa maksimum menyiapkan lomba itu. Bakrun memberikan, th. lantas, perwakilan Indonesia sukses mengharumkan nama bangsa di kancah internasional karna ada di posisi 12. Ia mengharapkan th. ini bisa mencapai posisi tambah baik sekali lagi.

Ia tidak mengingkari, persoalan dalam SMK yakni masih tetap banyak guru yang kurang kompeten dalam bagiannya. Ia mencontohkan, kurangnya guru untuk kejuruan animasi yang banyak yang berminat.

" Bila telah jadi animator upahnya besar tentu tidak ingin jadi guru karna upah guru kecil. Belum juga bila ingin PNS juga tidak terang kapanya, " katanya.

Untuk menangani hal itu, pihaknya juga akan lakukan bebrapa kursus untuk beberapa guru supaya bisa mumpuni sesuai sama bagiannya. Umpamanya untuk cetak guru yang mahir animasi jadi guru tehnologi info serta komunikasi (TIK) juga akan dilatih, walau hal itu tidak gampang.

" Untuk animasi kita ambillah dari guru TIK walau bila kita dalami sekali lagi, animasi lebih ke seni serta bakat. Pelatihan-pelatihan guru ini juga akan ditingkatkan, " tuturnya. Dengan bebrapa usaha itu, ia mengharapkan siswa SMK bisa mumpuni serta terserap oleh industri.

Ia menerangkan, jurusan yang paling banyak tidak terserap oleh industri salah satunya tehnologi serta rekayasa seperti otomotif, permesinan, tehnik kimia serta jurusan usaha manajemen. Oleh karena itu mulai sejak dua th. paling akhir, pemerintah mulai membatasi pembukaan jurusan tersebut di SMK.

0 komentar:

Posting Komentar