Kamis, 15 Maret 2018

System Pendidikan Normatif, Jokowi Sebut SMK Butuh Perombakan Besar


System Pendidikan Normatif, Jokowi Sebut SMK Butuh Perombakan Besar 
Presiden Joko Widodo mengatakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) butuh perombakan besar karna system pendidikannya relatif masih tetap normatif. 

" Di SMK sendiri butuh perombakan besar karna guru di SMK kita 80 % itu guru normatif, harusnya skill, latih anak kita untuk menguatkan skill mereka. Umpamanya guru PPKn, Bhs Indonesia, terlebih yang normatif? Agama, " kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) waktu acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Th. 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), beberapa waktu terakhir. 
Pelajaran-pelajaran itu, kata dia, bukanlah tidaklah perlu, namun di SMK harusnya guru-gurunya dapat meng-upgrade skill beberapa siswanya. 

Ia mengaku hal tersebut butuh saat namun pendidikan di Indonesia ke depan mesti beralih keseluruhan karna tantangan juga telah beralih. 

" Harusnya anak-anak kita ditempatkan pada tantangan yang ada bukanlah kebiasaan ini selalu, saya sangka Mendikbud mesti mulai merubah itu. based learning bagaimana mencari jalan keluar bukanlah hafalan sekali lagi karna dunia beralih, " tuturnya. 

Presiden sendiri mengutamakan perlunya pembangunan sumber daya manusia dalam soal pendidikan terlebih pendidikan vokasi kejuruan, training vokasi, serta politeknik. 

" Tiga hal semacam ini mesti kita lakukan kurun waktu singkat, kita tidak miliki saat sekali lagi, " tuturnya. 

Karenanya ia mengaku perombakan memanglah mesti dikerjakan dengan besar-besaran. 

Sebab ia menyebutkan hingga sekarang ini sejumlah lebih dari 60 % tenaga kerja di Indonesia masih tetap lulusan SD-SMP. 

" Satu langkah besar bila ingin upgrade pakai apa? Ya vokasi politeknik, " tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar