Kamis, 15 Maret 2018

Menaker Sebut Kurikulum SMK Butuh Sesuai dengan Dunia Kerja


Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Hanif Dhakiri menilainya kurikulum di sekolah menengah kejuruan (SMK) butuh sesuai dengan dunia industri, supaya lulusannya dapat terserap didunia kerja lebih maksimal. 

" Sampai kini, kurikulumnya memanglah jauh dari kebutuhan dunia industri, hingga penyerapan didunia kerjanya kurang maksimal, " katanya didapati usai mengunjungi SMK Negeri 1 Kudus 
Padahal, lanjut dia, lulusan SMK umumnya inginkan segera kerja, hingga supaya dapat terserap didunia industri dengan maksimal, memerlukan penyesuaian kurikulumnya supaya kwalitas lulusannya sesuai kebutuhan industri. 

Terkait hal tersebut, kata dia, Kemenaker pasti akan berkomunikasi dengan kementerian terkait masalah peluang ada penyelarasan kurikulum SMK dengan dunia industri. 

Terkecuali pentingnya penyesuaian kurikulum sekolah kejuruan dengan dunia industri, dia juga mendorong dunia industri menolong pengembangan serta penambahan kwalitas lulusan SMK, hingga lulusannya kelak dapat di terima didunia kerja. 

" Pihak swasta juga ikut serta menolong mengerjakan pendidikan serta kursus vokasi dengan masif, " katanya. 

Ia optimis, bila jumlah industri yang ikut serta menolong SMK serta BLK makin banyak, penyiapan tenaga kerja yang mumpuni akan cepat terwujud. Dengan keterlibatan industri, jadi supply tenaga kerja yang ada lanjut Hanif, akan sesuai dengan keinginan dunia industri. 

" Angka pengangguran pasti akan menyusut. Bahkan juga, pemerintahan Presiden Jokowi sudah menghimpit angka pengangguran dari 6, 13 % jadi sekitar 5, 3 %, " katanya. 

Menurutnya, keterlibatan swasta tidak sekedar hanya dalam penyiapan fasilitas serta prasarana fisiknya, tetapi mereka juga dilibatkan dalam skema pendidikan mulai penyiapan instruktur serta kurikulum sesuai kebutuhan industri. 

Kunjungan Menaker ke Kudus, bukan sekedar mengunjungi SMKN 1 Kudus yang memiliki kelebihan di bagian tata boga, tetapi juga mengunjungi SMK Wisuda Karya, SMK NU Banat dan SMK Raden Umar Said. 

Waktu bertandang ke SMK Wisuda Karya, Hanif pernah coba sarana ruangan full mission bridge simulator (simulator untuk nakhoda kapal niaga). Sarana beda yang dikunjungi, yaitu di ruangan jurusan tehnik permesinan serta tehnik kapal niaga. 

Sesaat, Pelaksana pekerjaan (Plt) Kepala SMK Wisuda Karya Kudus, Fachruddin menyebutkan optimis, lulusan SMK yang dikelolanya akan dapat menjawab kebutuhan industri. 

" Untuk tingkatkan kompetensi lulusan, kami juga merajut kerja sama dengan adanya banyak perusahaan serta industri besar

0 komentar:

Posting Komentar