Jumat, 03 Januari 2020

Tak Penting Kemampuan

Oleh Dudung Nurullah Koswara

Sejumlah orang sukses ternyata tidak lahir karena kemampuan, kesanggupan dan modal keluarga yang wow. Ternyata sejumlah orang sukses lahir dari kemauan. Kemauan yang keras bisa membuat seseorang sukses meraih sebuah target bahkan melebihi target,
Penutupan Diklat Calon Kepala Sekolah Prop Jabar 2019

Anda kenal Arnold Schwarzernegger? Ya Ia adalah seorang pemuda yang sangat keras kemauannya untuk menjadi seorang binaraga.  Bahkan Ia pernah kabur dari negeri asalnya dan kabur dari dunia militer. Ia fokus pada kesukaannya yakni olahraga binaraga.

Apa hasilnya dari kemauan keras Arnold? Ia menjadi juara dunia. Ia menjadi orang terkenal. Ia menjadi aktor laga. Ia menjadi kaya raya. Ia menjadi seorang Gubernur.  Ia benar-benar berawal dari punya kemauan yang  sangat keras ingin menjadi atlit binaraga. Bukan hanya sukses menjadi atlit binaraga malah jadi aktor, senator dan kepala daerah .

Sejumlah orang sukses dapat kita baca dalam sejumlah buku. Mayoritas mereka bukan karena mampu melainkan karena kemauan yang keras bahkan sangat-sangat keras. Kemauan keras ini adalah kunci sukses bahkan lebih ekstrim orang Jepang punya motivasi, “Bila perlu mengorbankan diri untuk sebuah kesuksesan”.

Sahabat pembaca kita tidak harus mengorbankan diri apalagi mengorbankan orang lain untuk meraih sebuah kesuksesan. Kita cukup mengorbankan waktu, kesenangan, istirahat dan bila perlu sanggup menunda kesenangan. Bertahan dalam derita sebuah syarat perjuangan.  Lakukan sesuatu melebihi orang lain melakukannya.

Saat orang lain berjalan kita harus berlari. Saat orang lain berlari jangan pernah kita berhenti. Tidak ada kata istirahat bagi orang yang punya kemauan keras. Istirahat orang yang memiliki kemauan keras adalah saat Ia sudah meraih apa yang diinginkan. 

Sosok Jokowi adalah sosok teladan kita. Ia terlihat tidak gesit dan tidak smart. Ia terlihat _oleh lawan politik_ tidak mampu, tidak cakap dan tidak punya sesuatu yang wow. Namun apa yang terjadi! Ajaib! Ia berhasil menjadi tokoh nasional saat ini. Ia menjadi seorang Presiden dua periode. Jokowi hadir representasi dari sebuah kemauan yang keras bukan kemampuan.

Jokowi adalah orang yang mau,  bukan orang yang mampu. Beda dengan Prabowo, Sandiaga Uno dan sejumlah tokoh lainnya. Mereka orang yang mampu saat bergrak dalam keinginan menjadi pemimpin.  Jokowi hanyalah pedagang mebeler yang awalnya tak punya kemampuan luar biasa.

Kemauan yang kuat Jokowi untuk melakukan hal terbaik bagi keluarga berujung jadi seorang Presiden. Ia satu-satunya tokoh nasional yang lahir identik dari  pinggiran, wong cilik bahkan disebut sejumlah nyinyiran manusia got. Sungguh ajaib karena kemauan yang keras Jokowi jadi orang no 1 di negeri ini.

Kemauan untuk lebih baik adalah kunci. Bila perlu  kita harus punya kemaun yang gila. Gila pada kemauan. Jadilah orang gila dalam mewujudkan sebuah kemauan. Orang punya kemauan tinggi adalah orang yang kerja, kerja, kerja dan kerja. Bukan omdo, ombo dan banyak bicara. Sedikit bicara banyak berkarya.

Sukses bukan dominasi orang kaya, orang mampu dan orang besar. Sukses miliknya orang-orang yang punya kemauan tinggi.  Kemauan mesti dibarengi dengan keyakinan dan harapan yang wow. Tuhan akan selalu hadir memberi dukungan pada setiap hambanya yang berikhtiar maksimal. Berakit-rakit kehulu, berenang ketepian. Itulah hidup.

Bila ada orang punya kemauan besar tapi tidak ikhtiar itu namanya bukan kemauan melainkan "kemaluan besar".  Ia malu-malu untuk melakukan.  Memang pepatah bijak mengatakan, “Malu sebagian dari iman”.  Pepatah lain mengatakan, "Ikhtiar baik adalah jihad".  Namun malu-maluin karena gagal minus ikhtiar sungguh menyedihkan.  Saat orang lain mendapatkan anugerah malah Ia gerah dan marah-marah. Sedih kan?

Tancapkan kemauan kita lebih dahulu di alam mental kita. Inves di bawah sadar kita bahwa kita akan menjemput apa yang kita maui. Dari mau menjadi maju. Dari maju menjadi bergerak. Dari bergerak menjadi pelaku. Dari pelaku menjadi pekerja ahli. Dari  pekerja ahli menjadi peraih sukses. Sang ahli akan mampu menaklukan sebuah tantangan.

Kemauan ternyata lebih penting dari kemampuan. Si Mampu yang tak ada guam atau kemauan   bisa menjadi tertinggal. Si Mau yang tak punya kemampun lambat laun menjadi mampu dan ahli karena terus berikhtiar.  Kemauan yang keras 50 persen sudah mendapatkan apa yang diinginkan. Sukses adalah 1 persen ide 99 persen kemauan mengerjakan.

0 komentar:

Posting Komentar