Jumat, 11 Agustus 2017

KBRI Sempat Menawarkan Ambillah Barang, Mahasiswa Kairo Menampik 

 Pascaditetapkannya larangan Desa Samanud untuk warga asing oleh Pemerintah Mesir, Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI untuk Mesir telah sempat tawarkan pertolongan untuk memfasilitasi pengambilan beberapa barang punya mahasiswa Indonesia yang masih tetap ketinggalan di Samanud. 

Tetapi nyatanya, beberapa mahasiswa Indonesia itu menampik pertolongan yang di tawarkan. Mereka jadi mengemukakan kalau mereka menginginkan ambil sendiri barang yang ketinggalan di beberapa pemondokan di Desa Samanud 



" Kami sempat tawarkan pertolongan untuk pengambilan beberapa barang yang masih tetap ketinggalan di Samanud. Namun beberapa mereka menampik, " Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzi lewat pesan WhatsApp, Kamis 10 Agustus 2017. 

Biasanya lanjut Helmy Fauzi, madrasah tempat pengkajian agama di Desa Samanud di pimpin serta diasuh oleh beberapa sheikh atau ulama yang tidak berafiliasi dengan Al Azhar serta bahkan juga dinilai berseberangan dengan pemerintah Mesir. 

Grand Sheikh Al Azhar juga sudah mengimbau supaya beberapa mahasiswa Al-Azhar yang semestinya mesti menimba pengetahuan di Al-Azhar dengan beberapa ulama Al Azhar supaya selekasnya meninggalkan Samanud serta tidak sekali lagi belajar pengetahuan agama dengan beberapa ulama non Al-Azhar di beberapa madrasah di daerah itu. 

" Untuk tersebut terlebih dulu kita juga telah keluarkan imbauan untuk selekasnya meninggalkan Samanud, " tutur Helmy. 

Terlebih dulu, Nurul Islami serta Muhammad Hadi, mahasiswa Indonesia asal Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat ditahan oleh pihak keamanan markas Aga, Propinsi ad-Daqohliyyah mulai sejak 1 Agustus 2017 karna masuk zone terlarang di Desa Samanud. Mereka dijelaskan kembali mendatangi desa itu untuk ambil barang-barangnya yang ketinggal.

0 komentar:

Posting Komentar