Jumat, 11 Agustus 2017

Jokowi Sayangkan Masih tetap Banyak Guru SMK Normatif 

 Presiden Joko Widodo menyayangkan system pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK yang menurut dia, belum juga seutuhnya pas. 

Bekas Gubernur DKI itu menyebutkan, tenaga pengajar di SMK sekarang ini, 70 hingga 80 % masih tetap di isi guru normatif. Jokowi memperoleh data itu dari Menteri Pendidikan serta Kebudayaan, Muhajir Effendy. 



Guru normatif yaitu guru yang mengajarkan satu pengetahuan pada umumnya yang karenanya tidak berlainan dengan pengajar di Sekolah Menengah Atas atau SMA. 

" Kita mempunyai saat ini, SMK. Sekolah-sekolah kejuruan. Namun dalam praktiknya, bila kita ingin lihat lebih detil ke lapangan, apa yang salah dari SMK kita? 70 hingga 80 % guru-gurunya yaitu guru normatif, " tutur Jokowi waktu bicara di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa malam, 22 November 2016. 

Jokowi mencontohkan, guru-guru normatif yang mengajar di SMK yaitu guru mata pelajaran kimia, fisika, matematika serta Pendidikan Moral Pancasila (PMP). 

Walau sebenarnya semestinya, sesuai sama label sekolah kejuruan jadi SMK semestinya dapat jadi instansi pendidikan yang semakin banyak mengajarkan pengetahuan khusus pada siswa. Bila hal tersebut dapat dimaksimalkan, pasti juga akan lahir tenaga-tenaga praktisi muda yang cakap serta berdaya saing. 

" Semestinya di SMK, yang semakin banyak yaitu guru-guru yang melatih, buat jendela, melatih ingin buat bangunan, melatih melakukan perbaikan mesin, melatih assembly (perakitan) mesin, " katanya memberikan. 

Karenanya, Jokowi mengutamakan pentingnya SMK merajut kerja sama juga dengan dunia industri juga asosiasi-asosiasi profesi yang terkait dengan ketrampilan yang di ajarkan di SMK. Begitu, dunia industri juga akan dapat kirim tenaga trampil untuk jadi pengajar di SMK. 

Beberapa pengajar di SMK diinginkan yaitu orang yang memanglah menekuni di bagiannya, tidak cuma profil yang mengajarkan ilmu dan pengetahuan umum seperti di SMA. 

" Karna kita menginginkan orang tehnik yang berada di pabrik dapat kita pinjam untuk memberi kursus di SMK-SMK kita. ”

0 komentar:

Posting Komentar