METODE
PEMBELAJARAN TERBARU TAHUN 2012 “EKSTRIM”
(Elaboratif, Konstruktif, Santun, Tegas, Rasional,
Inspiratif dan Modern)
Penulis: Dadang Juara SN, S.Pd
Sebagai seorang guru dipastikan kita sering menjumpai
berbagai fenomena nyata khususnya pada keadaan peserta didik kita baik dalam
hal kerajinan, kedisiplinan, etika, dan minat belajar mereka. Dari berbagai
fenomena yang kompleks tersebut, seorang guru pun dituntut memiliki metode
pembelajaran yang kompleks pula, kompleks dalam arti memiliki banyak cara,
banyak inisiatif, banyak alternatif yang bersifat kreatif dan inovatif, selain
itu seorang guru harus banyak bersabar pada muridnya untuk mengulang materi,
menjelaskan ulang, membimbing mereka, sehingga mereka nantinya selain menjadi
menjadi manusia yang berkualitas mereka juga mempunyai karakter yang baik,
matang serta stabil.
Terlebih lagi pada era globalisasi seperti sekarang ini guru
harus banyak belajar untuk selalu mengembangkan kemampuannya dalam upaya
meningkatkan kualitas maupun efektifitas pembelajaran, peningkatan SDM guru ini
perlu terus-menerus dilakukan akibat dampak dari kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi yang berkembang cepat ini.
Teknik mengajar yang baik dan benar bagi seorang guru
merupakan hal yang sangat vital dalam menentukan efektif tidaknya sebuah
pembelajaran. Alhasil seorang guru harus selalu berevolusi, dinamis dan terbuka
dalam menerima hal yang baru, bukan hanya aktif dalam mengembangkan
kemampuannya, namun juga proaktif dalam menyikapi setiap fenomena yang
cenderung fluktuatif dan dinamis khususnya dalam dunia pendidikan sekarang ini,
usaha untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas guru tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai kegiatan, diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan
maupun program-program yang berkaitan dengan pengembangan diri secara umum
hingga pengembangan terkhusus yang berkaitan dengan peningkatan profesionalitas
kinerja guru, misalnya dengan mengikuti seminar-seminar pendidikan, KKG, MGMP,
browsing di internet dan sebagainya.
Kita semua sependapat bahwa di era kemajuan teknologi yang
telah mendunia ini memiliki dampak dan konsekuensi yang sangat besar dan
kompleks, bagai pisau bermata dua, sisi lain memberikan dampak positif yang
luar biasa namun di sisi lainnya memberikan dampak negatif yang luar biasa
pula. Namun sebelum kita membahas tentang dampak dari kemajuan TIK dunia,
sebelumnya kita lihat apa saja produk yang dihasilkan di era kemajuan ini, yang
kesemuanya itu terlahir dari buah pikiran serta buah tangan dari
manusia-manusia yang unggul, manusia yang tidak berhenti belajar, berani
mencoba dan mencoba lagi pantang menyerah.
Banyak sekali produk dari era kemajuan di zaman teknologi
sekarang ini di antaranya;
1. Koran atau media cetak berkembang
pesat baik yang konvensional hingga media masa online,
2. Televisi dan radio yang telah
mendunia dengan channel yang semakin bertambah dengan signal yang mudah
didapatkan,
3. Sambungan telepon atau jaringan
telepon seluler pun sudah memasyarakat,
4. Sistem komputerisasi telah
diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan,
5. Banyaknya inovasi maupun kreativitas
baru dalam menghasilkan fasilitas maupun produk canggih, baik di bidang
komunikasi, elektronik, otomotif, robotic, dan lain sebagainya.
Dari
berbagai produk di atas tentu kesemuanya menjanjikan kemudahan, fleksibilitas,
efisiensi, fitur atau fasilitas canggih dan yang terpenting adalah kualitas
yang semakin meningkat dari masa kemasa. Sehingga pada saat sekarang ini, jarak
dan waktu tidak lagi menjadi masalah baik dari aspek komunikasi hingga
transportasi.
Kemudian
beberapa hal yang paling berpengaruh di era globalisasi sekarang selain dari
hal-hal yang telah disebutkan di atas yaitu adanya perkembangan internet yang
berkembang pesat, internet atau interconnection networking adalah sistem global
dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung, saat ini fasilitas
internet dapat dinikmati bukan hanya di warnet (warung internet) saja, namun
layanan ini telah banyak tersedia pada beberapa jenis handphone yang telah
menyediakan fitur untuk koneksi internet via mobile, dengan adanya modem mobile
internal inilah pengguna handphone dapat langsung “berinternet ria” via mobile
internet di hp mereka dengan lebih fleksibel dan efisien. Selain itu beberapa
handphone jenis tertentu dapat digunakan sebagai modem eksternal untuk koneksi
internet baik dari note book, laptop hingga PC anda tanpa mengganggu lalu
lintas panggilan dan pesan yang masuk ke hp kita.
Layanan
internet atau lazim kita sebut dunia maya ini memberikan banyak manfaat positif
bagi guru maupun siswa, di antaranya :
1.
Mudah untuk menemukan maupun mencari
informasi yang ingin kita ketahui dalam waktu yang relatif singkat, misalnya
pencarian web, gambar, audio, video atau pun file-file dalam format lainnya
dengan hanya menuliskan kata kunci pada mesin pencari (search engine) saja;
seperti di google, yahoo ataupun bing.
2.
Sebagai sarana publikasi yang efektif
dan mendunia, karena informasi yang telah kita publikasikan di internet akan
dapat diakses oleh seluruh pengguna internet di seluruh dunia misalnya;
- Share tentang pendidikan melalui
jejaring sosial facebook, twiter dll,
- Sarana publikasi sekolah, blog atau
situs pribadi guru dll. Publikasi sekolah dapat menggunakan berbagai situs dari
hosting berbayar hingga yang gratis seperti wikipedia, blog ataupun website.
- Iklan online, berita online hingga
bisnis online.
3.
Penyampaian laporan-laporan sekolah
kepada pihak lain, pengiriman surat atau dokumen dalam berbagai format baik
word, excel, pdf, photo, mp3, video maupun file-file dalam format lainnya.
Pengiriman file ini dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas surat
elektronik atau email seperti : gmail atau pun yahoo mail.
4.
Dapat mendownload atau mengambil
(mengunduh) file dari internet sekaligus dapat mengupload (mengunggah) file ke
internet.
5.
Chating (bercakap-cakap antar
pengguna internet yang sedang online) baik dalam bentuk tulisan, isyarat, kode,
gambar bahkan melalui video streaming dengan gambar live dan suara layaknya
bertemu langsung antar komunikan.
6.
Pengguna dapat mendengarkan musik,
radio, hingga menonton video maupun televisi online melalui koneksi internet.
7.
Dan lain-lain.
Dari
berbagai manfaat positif dari penggunaan layanan internet di atas, tentu banyak
juga akibat negatif yang ditimbulkan dari pengguna internet yang salah guna, di
antaranya :
1.
Dengan mudahnya menyebarluaskan
informasi, banyak penipuan berawal dari informasi di internet.
2.
Sebagian siswa kecanduan game online
sehingga menyebabkan kuantitas dan kualitas belajarnya berkurang.
3.
Kurangnya peran aktif orang tua
dalam memantau anak dalam berhubungan dengan dunia maya atau internet sehingga
banyak tulisan, gambar, video maupun tontonan yang tidak senonoh dapat mereka
konsumsi dengan bebas dan tak terbatas, hal ini menyebabkan degradasi mental
dan merusak pikiran anak secara tajam.
4.
Tindak kriminalitas seperti penculikan
anak, human trafficking (penjualan
manusia) juga sering terjadi disebabkan adanya informasi dan komunikasi antar
pengguna melalui jejaring sosial yang tidak terbatas sekarang ini.
5.
Dan lain-lain.
Setelah
kita membaca uraian singkat tentang plus-minus internet di atas, tentu kita
sebagai guru merasa miris terhadap pergaulan maupun tingkah laku peserta didik
kita khususnya pada sekolah yang berada di lingkungan kota yang secara umum
cenderung lebih kompleks pengaruh dari produk globalisasi sekarang ini, namun
hal ini pun bukanlah hukum yang mutlak lagi, karena pada akhir-akhir ini
pengaruh globalisasi sudah mulai merambah hingga ke daerah pelosok atau daerah
yang jauh dari perkotaan seiring dengan penyebaran akses telekomunikasi seluler
yang semakin luas hingga ke pelosok daerah, tentu layanan telekomunikasi
seluler ini juga menghadirkan layanan akses ke internet di dalamnya.
Selain
internet, produk globalisasi yang dampak positif dan negatifnya tidak bisa kita
anggap remeh adalah televisi, televisi pun dipastikan hampir setiap rumah
memilikinya, dan saat ini televisi bukanlah barang mewah lagi. Sebagai contoh
untuk daerah di lingkungan SMPN Satu Atap Sungai Karang pun yang notabene belum
tersedia jaringan listrik PLN saat ini pun hampir setiap rumah memiliki
televisi yang dapat dioperasikan dengan daya diesel maupun genset.
Banyak
program ataupun acara di televisi yang bagus untuk pelajar, seperti pada chanel
televisi edukasi yang hampir 100% programnya membahas tentang pendidikan maupun
pada program-program di chanel lain yang pada waktu-waktu tertentu menayangkan
program (acara) tentang pendidikan. Di samping itu televisi juga banyak
menayangkan berbagai macam acara yang tidak sesuai dengan anak, tentu untuk
menekan akibat negatif dari tontonan di televisi ini, orang tualah yang
bertanggung jawab penuh dalam membimbing, mengawasi dan mengontrol anak ketika
menonton televisi di rumah.
Hingga
saya pun berkesimpulan bagi anak yang kurang pengarahan, pengawasan atau
kontrol, baik dari guru, orang tua bahkan kontrol yang lebih besar yaitu dari
masyarakat, sudah barang tentu akibat dari penggunaan fasilitas internet,
televisi maupun media masa, majalah, media komunikasi salah guna lainnya yang
telah dikonsumsi anak dapat menimbulkan dampak negatif yang kompleks pada anak.
Dampak negatif yang kompleks pada anak tersebut akan menyebabkan mental bahkan
tanpa mereka sadari sedikit demi sedikit menjelma pada tingkah laku anak, dan
jika hal ini terus dibiarkan saya yakin cepat atau lambat mereka akan
menjadi anak yang “ekstrim”.
Mentalitas
ekstrim pada anak dalam artian anak memiliki paradigma sendiri tentang sikap
dan tingkah laku yang salah tapi mereka anggap benar, pemahaman yang menyimpang
tapi mereka anggap benar, dan beberapa bentuk ekstrimisme-ekstrimisme lainnya
yang tentu tidak baik bagi hubungan individu, keuarga dan sosial mereka hingga
akhirnya egoisme yang berlebih yang mengagungkan kebenaran pribadi menjadi
titik puncak akibat adanya mentalitas ekstrim ini, selanjutnya mentalitas
ekstrim ini otomatis akan berimplikasi pula pada tingkah laku, pola hidup
bahkan kebiasaan hidup anak dalam kehidupan sehari-harinya.
Banyak
macam dan peristiwa yang mencerminkan tingkah laku yang tidak baik namun telah
dilakukan oleh beberapa oknum pelajar ini di antaranya, :
- Perkelahian atau bentrok fisik antar
pelajar bahkan antar sekolah.
- Anak tidak sopan terhadap guru
bahkan orang tuanya.
- Pergaulan bebas hingga menyebabkan
kehamilan pada pelajar.
- Materialisme anak yang berlebih,
sehingga mereka menuntut pada orang tuanya untuk mewujudkan keinginannya itu
tanpa mau mengerti keadaan orang tuanya. Salah satu contohnya anak minta paksa
untuk dibelikan motor baru pada orang tua tanpa mempertimbangan keadaan ekonomi
orang tua.
- Tidak ada perhatian terhadap materi
yang disampaikan oleh guru saat di dalam kelas.
- Dan lain sebagainya
Sebagai
guru yang telah mendapati salah satu sikap yang ekstrim di atas atau pun sikap
ekstrim lain yang mencerminkan tingkah laku yang tidak baik pada anak atau pun
pelajar selayaknya guru harus menerapkan metode pembelajaran yang tepat, sebab
jika guru salah dalam menerapkan metode pembelajaran, pembimbingan maupun
pengarahan pada anak tersebut, maka bukan tidak mungkin perubahan positif yang
diharapkan akan sulit direalisasikan. Hal ini terjadi akibat tuntutan zaman
yang semakin maju pesat dan kompleks ini, kita pun dituntut untuk menerapkan
metode maupun teknik pembelajaran yang terus berkembang pula. Saat ini metode
pembelajaran yang “ekstrim” pulalah yang tepat untuk anak didik kita, selain
sebagai upaya dalam mengatasi ekstrimisme-ekstrimisme siswa tadi sekaligus
sebagai metode dan teknik baru dalam memperkaya
khasanah keilmuan khususnya dalam aspek pembelajaran yang berusaha
menjadikan suasana pembelajaran yang edukatif yang positif, efektif (berhasil
guna) serta aplikatif.
Metode
pembelajaran yang “ekstrim” bukanlah pembelajaran yang berarti pembelajaran
yang keras dan berlebihan, apalagi metode pembelajaran yang membahayakan...???.
Pembelajaran EKSTRIM adalah pembelajaran yang berusaha memanifestasikan
nilai-nilai serta sikap-sikap positif kehidupan kita sehari-hari dalam proses
belajar mengajar di sekolah, nilai-nilai serta sikap-sikap positif itu antara
lain; Elaboratif. Konstruktif, Santun,
Tegas, Rasional, Inspiratif dan Modern.
Guru
yang dapat menerapkan pembelajaran EKSTRIM secara sempurna akan mendapati
perubahan yang signifikan khususnya mengenai motivasi dan kesadaran siswa dalam
belajar ikhlas, selanjutnya kesadaran ini akan mengantar siswa dalam meraih
masa depan yang cemerlang.
Penjabaran
dari metode pembelajaran maupun teknik pembelajaran yang Elaboratif.
Konstruktif, Santun, Tegas, Rasional, Inspiratif dan Modern (EKSTRIM) ini dapat
saya uraikan secara singkat, sebagai berikut.
1. Elaboratif
Elaboratif
merupakan metode pembelajaran yang mengedepankan kejelasan materi ataupun
pembahasan yang disampaikan secara detail sekaligus rinci. Jadi, dalam
penyampaian materi, pemahaman guru harus optimal atau maksimal terhadap setiap
materi atau pembahasan yang disampaikan kepada peserta didik (siswa).
Secara
teknis metode pembelajaran yang elaboratif dapat dideskripsikan sebagai berikut
:
- Tahap persiapan, sebelum mengajar lakukan sharing materi atau
pembahasan anda pada guru kelas atau guru bidang studi lain, mungkin ada
beberapa istilah kata ataupun teori yang berhubungan dengan bidang studi lain
yang lebih detail penjelasannya atau mungkin bahkan sudah pernah disampaikan
pada siswa atau kelas yang akan anda bimbing. Hal ini dilakukan untuk menghindari
perbedaan persepsi siswa terhadap guru-gurunya, jangan sampai antara guru satu
dengan guru yang lainnya berbeda pemahaman terhadap sebuah sub pokok bahasan
namun penjelasan guru yang satu dengan yang lainnya berbeda.
- Penyampaian materi disampaikan oleh
guru dengan susunan bahasa yang baik dan benar, intonasi yang tepat, mimik muka
serta ekspresi anggota badan maupun tubuh yang mencerminkan penjiwaan yang
sinkron dengan tema bahasan, hal ini jelas akan memudahkan siswa dalam memahami
sebuah bahasan atau materi.
- Materi disajikan secara terstruktur
dan sistematis.
- Di sela-sela penyampaian materi,
siswa diijinkan bertanya tanpa harus menunggu guru selesai menyampaikan
materinya. Hal ini dilakukan agar siswa memahami materi pembahasan secara
komprehensif (menyeluruh).
2. Konstruktif
Materi
dan pembahasan yang disampaikan harus bersifat membangun dan baik karena target
pendidikan identik dengan perbaikan, peningkatan SDM secara universal, bukan
hanya kegiatan formil semata namun inti dari seluruh kegiatan pendidikan ini
adalah formula kehidupan yang aplikatif dan efektif dalam mencapai taraf
kehidupan yang lebih berkualitas pada siswa nantinya. seandainya pun
menggunakan alat peraga dalam penyampaian materi atau pembahasan jangan sampai
melakukan tindakan destruktif atau merusak di hadapan siswa.
3. Santun
Nasehat
yang terbaik adalah keteladanan, sikap guru yang santun serta ramah baik di
dalam dan di luar sekolah adalah teladan yang baik bagi siswa dan masyarakat,
namun sikap santun kepada siswa di sekolah atau di kelas bukanlah seperti anak
yang menghormati orang tuanya, namun seperti orang tua yang mau menghargai
anak-anaknya, sehingga terciptalah suasana yang bersahabat dan damai.
Terlebih
lagi santun serta menghargai setiap siswa dalam proses belajar mengajar adalah
kunci seorang guru dalam menciptakan suasana kekeluargaan yang otomatis
terciptalah ikatan batin yang positif antara siswa dengan gurunya seperti
dekatnya hubungan perasaan antara anak dengan orang tuanya, hal ini akan
menimbulkan antusiasme dalam belajar yang ikhlas karena metode pembelajaran
yang santun ini sasarannya adalah membuka hati dan perasaan siswa untuk
menerima hal-hal baru secara sadar dan ikhlas, untuk selanjutnya ketenangan
hati itulah yang akan merefresh otak mereka dalam menerima transfer of knowledge saat itu.
4. Tegas
Ketegasan
bukanlah kekerasan dan kekerasan bukanlah ketegasan, ketegasan adalah sikap
yang pasti dalam memutuskan, pilihan jawabannya adalah ya atau tidak, tidak ada
jawaban yang meragukan bagi siswa.
5. Inspiratif
Di sela-sela proses pembelajaran, alokasikan waktu sekitar 5
menit untuk menyampaikan beberapa kata-kata yang membangkitkan semangat,
kata-kata mutiara yang berintikan motivasi, contoh kalimat yang bisa
membangkitkan semangat belajar siswa, seperti; Untuk menjadi pintar memang sulit, tapi lebih sulit lagi kalau tidak
pintar. Jati diri bukan dicari, tapi
diciptakan, Di mana ada kemauan, di situ ada jalan, Bakat belum tentu mempunyai
minat, namun minat dapat menciptakan bakat dan lain sebagainya.
Selain itu kita dapat juga menceritakan biografi singkat
tentang kisah-kisah orang yang telah sukses, bisa juga tentang hal-hal lain
yang sekiranya dapat menyalakan api semangat dalam mewujudkan setiap cita-cita
mereka, beri keyakinan yang mendalam akan pentingnya belajar dan berusaha,
karena belajar adalah bagian dari usaha itu sendiri.
Pelajar berprestasi atau bahkan kisah-kisah orang sukses
saat ini, namun yang menjadi highligh dari kisah sukses yang inspiratif
diceritakan saat umur sebaya dengan siswa, hal ini akan menimbulkan semangat
baru, menjadi motivasi bahkan kreatifitas, inovasi lahir dari sebuah inspirasi
(hikmah)
Usahakan setiap tatap muka selalu sediakan waktu khusus
untuk menginspirasi siswa, terlebih jika kita sebagai guru mereka bisa menjadi
sosok yang inspiratif bagi mereka.
6. Modern
Gunakan
pendekatan yang sesuai dengan jaman mereka untuk mengarahkan siswa, karena
mereka lahir di jamannya, bukan lahir di jaman kita. Oleh karena itu, jelas
bahwa secara pendidikan alamiah saja, pendidikan alam yang dia alami sangat
berbeda jauh dengan apa yang kita alami, sehingga mindset mereka secara alamiah
sedemikian rupa dan pastinya jauh berbeda dengan mindset mereka.
Demikian
sebagian resume dari metode ataupun teknik pembelajaran terbaru yang sedang
saya susun, semoga pada akhir tahun 2012 mendatang konsep ini sudah dapat saya
realisasikan dalam bentuk buku. Mohon do’a dari rekan-rekan guru semua, dan
terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung penulisan
tentang metode pembelajaran ESKTRIM ini.
Saran
dan kritik anda dari anda sangat kami harapkan dengan mengirimkan pesan anda ke
email: smpnsatuatap_sungaikarang@yahoo.com
Semoga
bermanfaat bagi kita semua. Amin...
Salam
edukasi...!!!
Like
This Yoo! Zodiak TV Online Download IDM Antivirus Terbaru Rahasia Seo Tips
Blogger Kata Mutiara Browser Tercepat Gemscool Games Home » artikel pendidikan
» Macam-macam Metode Pembelajaran Macam-macam Metode Pembelajaran Diposkan oleh
mas saiful Minggu, 25 Desember 2011 Label: artikel pendidikan - Reviewer: mas
saiful | ItemReviewed: Macam-macam Metode Pembelajaran | Description:
Macam-macam Metode Pembelajaran Rating: 4.5 Macam-Macam Metode Pembelajaran -
Anda sedang membaca Artikel Macam-macam metode pembelajaran dan belajar.
Beberapa hal yang mendasar dalam proses belajar mengajar salah satunya adalah
sebuah metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang pendidik. Dimana
ketepatan dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan metode pembelajaran yang
benar akan mempermudah dan mempercepat proses penyampain ilmu kepada anak
didik. maka sebagai pengajar perlunya kita memeperhatikan metode belajar yang
kita gunakan dalam pembelajaran apakah sesuai dengan standar kompetensi saat
ini. Jangan lupa membuat rpp atau rencana pelaksanaan pembelajaran guna
mensukseskan pembelajaran di negeri kita. Macam metode belajar atau Metodologi
mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang
tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik
untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses
belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Simak
macam-macam metode pembelajaran. Macam-macam Metode Pembelajaran Agar tujuan
pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka
perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada
saat mengajar. Beberapa metode mengajar 1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti
secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan
paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai
dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Macam-macam Metode Pembelajaran.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah : a. Membuat siswa pasif b. Mengandung
unsur paksaan kepada siswa c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985) d.
Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik
yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. e. Sukar
mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. f. Kegiatan pengajaran
menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). g. Bila terlalu lama
membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Beberapa kelebihan metode ceramah
adalah : a. Guru mudah menguasai kelas. b. Guru mudah menerangkan bahan
pelajaran berjumlah besar c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar. d.
Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 2. Metode diskusi (
Discussion method ) - Metode Pembelajaran Muhibbin Syah ( 2000 ),
mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat
hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga
disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (
socialized recitation ). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar untuk : a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa
mengekspresikan pendapatnya secara bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah
pikirnya untuk memecahkan masalah bersama. d. Mengambil satu alternatif jawaban
atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan
pertimbangan yang seksama. Kelebihan metode diskusi sebagai berikut : -
Macam-macam Metode Pembelajaran a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat
dipecahkan dengan berbagai jalan b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan
berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga
dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. c. Membiasakan anak didik untuk
mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan
membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Kelemahan metode
diskusi sebagai berikut : a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. b.
Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. c. Dapat dikuasai oleh
orang-orang yang suka berbicara. d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang
lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Macam-macam Metode Pembelajaran 3.
Metode demontrasi ( Demonstration method ) Metode demonstrasi adalah metode
mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan
bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000). Manfaat psikologis pedagogis
dari metode demonstrasi adalah : a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan . b.
Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
(Daradjat, 1985) Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut : a. Membantu
anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan . c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi
dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret,
drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). Kelemahan
metode demonstrasi sebagai berikut : a. Anak didik terkadang sukar melihat
dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. b. Tidak semua benda dapat
didemonstrasikan c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang
kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). 4.
Metode ceramah plus Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam
hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu : a.
Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT). Metode ini adalah metode
mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode
campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu : 1). Penyampaian materi
oleh guru. 2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa. 3).
Pemberian tugas kepada siswa. b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya,
yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi,
dan akhirnya memberi tugas. c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan
(CPDL) Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi
pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill) Macam-macam Metode
Pembelajaran 5. Metode resitasi ( Recitation method ) Metode resitasi adalah
suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat
sendiri (http://re-searchengines.com/art05-65.html). Kelebihan metode resitasi
sebagai berikut : a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar
sendiri akan dapat diingat lebih lama. b. Anak didik berkesempatan memupuk
perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri
sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Kelemahan metode resitasi sebagai
berikut : a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya
meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan. c. Sukar
memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah,
2000) 6. Metode percobaan ( Experimental method ) Metode percobaan adalah
metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000) Metode
percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan
lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium. Kelebihan metode percobaan
sebagai berikut : a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku. b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk
mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. c. Dengan
metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia. Kekurangan metode percobaan sebagai berikut : a.
Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen. b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama,
anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. c. Metode ini lebih
sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi. Menurut Roestiyah
(2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan
suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi
oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya
dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara
berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Agar penggunaan metode eksperimen itu
efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a)
Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan
bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen
itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin
hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang
digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan
konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang
cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih ,
maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh
pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua
masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi
kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat
terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan
karena alatnya belum ada. Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81)
adalah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka
harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan
kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam
eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen,
hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus
mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang
menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru
harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan
mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab. Metode eksperimen menurut Djamarah
(2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar
mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami
sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan
menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Metode eksperimen mempunyai
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut : Kelebihan metode eksperimen : (a)
Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru
dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
(c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran
umat manusia. Kekurangan metode eksperimen : (a) Metode ini lebih sesuai untuk
bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal. (c)
Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan
tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor
tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian. Menurut
Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen
adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen
mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir
dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri
konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam
kehidupannya. Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk
melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat
diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan
rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran
dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika
sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan
mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan
sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi
tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan
melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena
alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi
fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru
melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa
tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan
kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja
kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan,
selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah siswa
merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya.
Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi,
merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran
dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman
konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan,
, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki
kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan
konsep terkait dengan pokok bahasan . Metode Eksperimen menurut Al-farisi
(2005:2) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak
dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. 7.
Metode Karya Wisata Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang
dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan
dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh
pendidik, yang kemudian dibukukan. Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut
: a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran. b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah
menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. c.
Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak. Kekurangan metode
karyawisata sebagai berikut : a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak
pihak. b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang. c. Dalam
karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan. d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat
terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan. e. Biayanya cukup mahal. f.
Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh. Kadang-kadang
dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk
meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) ,
karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya
wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu
tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki
sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada,
dan sebagainya. Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan
karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata
diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya,
dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya
jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang
dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa
melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya
dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa
mempelajari beberapa mata pelajaran. Agar penggunaan teknik karya wisata dapat
efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan
jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan
dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak,
membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok,
serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan
mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang
telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian
pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi
petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan
diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper
yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya
wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat
lain dan sebagainya. Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan memiliki
keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta
mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin
diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para
petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung
yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan
ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk
memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan
bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan
obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan
pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu. Penggunaan
teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan
atau diatasi agar pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya guna,
ialah sebagai berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah,
sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu
mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga
pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan
sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi
kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila
tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa
untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku
khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya. Suhardjono (2004:85)
mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan: (a)
Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan
kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan
yang sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang
dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan kepada peserta untuk
melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.
Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah: (a)
Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b)
Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang
akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan akomodasi mahal. Menurut Djamarah
(2002:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah,
untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar
rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek
tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti
meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata
ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang
dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu
panjang. Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya
wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata
dalam pengajaran, (b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan
dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini dapat
lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih
luas dan aktual. Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yang
diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau
sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, (c) memerlukan
koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih
waktu dan kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata sering unsure
rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya
menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan
mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan. Metode
field trip atau karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu
perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral
dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat
non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan
dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar. Sebelum karya wisata
digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu
diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber
masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber
belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c) Menganalisis sumber belajar
berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber belajar dengan
kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai
dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan, (e)
membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis,
(f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran,
serta iklim yang kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah
tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau
kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah
membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang
akan datang. Macam-macam metode pembelajaran 8. Metode latihan keterampilan (
Drill method ) Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar ,
dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara
membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa
manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut : a. Dapat untuk
memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan
menggunakan alat-alat. b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti
dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan
sebagainya. c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan. Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut : a.
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. b. Menimbulkan
penyesuaian secara statis kepada lingkungan. c. Kadang-kadang latihan tyang
dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah
membosankan. d. Dapat menimbulkan verbalisme. 9. Metode mengajar beregu ( Team
teaching method ) Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya
salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap
pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa
yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut. 10. Metode
mengajar sesama teman ( Peer teaching method ) Metode mengajar sesama teman
adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri 11. Metode
pemecahan masalah ( Problem solving method ) Metode ini adalah suatu metode
mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya. 12.
Metode perancangan ( projeck method ) yaitu suatu metode mengajar dimana
pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut : a. Dapat merombak pola pikir
anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang
dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. b. Melalui metode ini,
anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari. Kekurangan metode perancangan sebagai berikut : a.
Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini. b. Organisasi bahan
pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan
keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini. c.
Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan. d. Bahan
pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas. 13. Metode Bagian ( Teileren method ) yaitu suatu metode mengajar
dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung
lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya. 14.
Metode Global (Ganze method ) yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh
membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap
atau ambil intisari dari materi tersebut. 15. Metode Discovery Salah satu
metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang
sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery
ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b)
Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan
setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, (c)
Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul
dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan
menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah
yang akan dapat dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga,
anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi
sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan
demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam
berbagai kesempatan proses belajar mengajar yang memungkinkan. Metode Discovery
menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang
mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum
sampai kepada generalisasi. Metode Discovery merupakan komponen dari praktek
pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,
beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.
Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi
yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk
mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi
siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar
guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara
tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja. Suryosubroto (2002:193)
mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa
mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut
misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Langkah-langkah pelaksanaan
metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap
(1975) adalah: (a) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya
sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar
dengan penemuan, (b) Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa,
prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang
akan dipelajarai, (c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga
memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan,
(d) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan, (e)
menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan, (f)
Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang digunakan untuk merangsang
belajar dengan penemuan, (g) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan
pelaksanaan penemuan, (h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat
mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga
bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut,
(i) Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan
kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum, (j) Memberi kesempatan
kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung
jawabnya sendiri, (k) memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data
dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya,
(l) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri
dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (m) Mengajarkan
ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan
siswa, misalnya latihan penyelidikan, (n) Merangsang interaksi siswa dengan
siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan
data yang terkumpul, (o) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan
tingkat yang sederhana, (p) Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa,
pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi
membantu menarik kesimpulan yang benar, (q) Membesarkan siswa untuk memperkuat
pernyataannya dengan alas an dan fakta, (r) Memuji siswa yang sedang bergiat
dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya
atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang
mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, (s) membantu siswa menulis
atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi
pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan,
(t) Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya
teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas
menentukan pendekatannya. Sedangkan langkah-langkah menurut Richard Scuhman
yang dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) adalah : (a) identifikasi kebutuhan
siswa, (b) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan
generalisasi yang akan dipelajari, (c) Seleksi bahan, dan problema serta
tugas-tugas, (d) Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan
masing-masing siswa, (e) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang
diperlukan, (f) Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan
dan tugas-tugas siswa, (g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
penemuan, (h) Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh
siswa, (i) memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses, (j) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan
siswa, (k) memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (l)
Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil
penemuannya. Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan
oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu: (a) Dianggap membantu siswa mengembangkan
atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif
siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan
dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar
bagaimana belajar itu, (b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat
pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh,
dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer, (c) Strategi penemuan
membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah
penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan, (d) metode
ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri, (e) metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara
belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk
belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus, (f) Metode discovery
dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada
diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup
mengatasi kondisi yang mengecewakan, (g) Strategi ini berpusat pada anak,
misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame
dalam situasi penemuan yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya, (h)
Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan
kebenaran akhir dan mutlak. Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001)
adalah: (a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar
ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan
pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling
ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya
menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai
mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang
lain, (b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian
besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori,
atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. (c) Harapan yang
ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudahy
biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, (d) Mengajar dengan
penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh
pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan.
Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau
sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan, (e) dalam beberapa
ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada, (f)
Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif,
kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu
oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua
pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti. Metode Discovery menurut
Rohani (2004:39) adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa
peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka
memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu
stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa
terlibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru
hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang
demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan
sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru. Ada
lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39)
yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, (b) Penetapan
jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi
, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan
menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (e)
Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru. Metode Discovery
menurut Roestiyah (2001:20) adalah metode mengajar mempergunakan teknik
penemuan. Metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi
sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri
atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan
instruksi. Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari
situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning.
Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan
siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi,
seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga metode discovery menurut
Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Teknik ini mampu
membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan
ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh
pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat kokoh atau
mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (c) Dapat meningkatkan
kegairahan belajar para siswa. Metode discovery menurut Mulyasa (2005:110)
merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran
dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar. Cara
mengajar dengan metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) menempuh
langkah-langkah sebagai berikut: (a) Adanya masalah yang akan dipecahkan, (b)
Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, (c) Konsep atau
prinsip yang harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu
dikemukakan dan ditulis secara jelas, (d) harus tersedia alat dan bahan yang
diperlukan, (e) Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan
terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar,
(f) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan
data, (g) Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta
informasi yang diperlukan peserta didik. Macam-macam metode pembelajaran 14.
Metode Inquiry Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik
untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan
peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap
memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban
menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu
memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran
kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui
penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi
pembelajaran yang bervariasi. Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa
yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode
ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta
didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan
nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk
produktif, analitis , dan kritis. Macam Metode Pembelajaran. Langkah-langkah
dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu,
mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan
yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti.
Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru
(Mulyasa, 2005:235). Strategi pelaksanaan inquiry adalah: (1) Guru memberikan
penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. (2)
Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang
jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa. (3)
Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin
membingungkan peserta didik. (4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang
telah dipelajari sebelumnya. (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236). Metode inquiry
menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan
guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu
masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing
kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka
mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil
kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang
tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan
terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan
sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila
masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.
Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas,
dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber
sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga
mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka
diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry
mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan
masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat ditumbuhkan
sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya
dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua
kegiatan di atas berarti siswa sedang melakukan inquiry. Macam-macam metode
belajar Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu : (a) Dapat membentuk dan
mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang
konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. (b) Membantu dalam menggunakan ingatan
dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. (c) mendorong siswa untuk
berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan
terbuka. (d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri. (e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. (f) Situasi pembelajaran
lebih menggairahkan. (g) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. (h)
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. (i) Menghindarkan diri dari cara
belajar tradisional. (j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya
sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Metode inquiry
menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan proses discovery yang
digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental
yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, merancang
eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik
kesimpulan, dan sebagainya. Itulah kilasan dan rangkuman beberapa Macam-macam
metode pembelajaran yang bisa anda pilih untuk mengajar. Karena dengan berbagai
macam metode pengajaran atau belajar tersebut bisa disesuaikan dengan
lingkungan anak didik anda. Silahkan baca juga teknik penulisan karya tulis
ilmiah dan aliran pemikiran filsafat ilmu. Web tv free Blog Seo Computer Sale
Live Television 5 komentar: Sony Hidayathullah mengatakan... stelah membaca smp
akhir, sya bs diblng lbh suka di Metode Discovery, krna di metode ini biasanya
bnyk ide2 kreatif akn tumbuh, ya biarpun pada intinya, semua metode yang sudh
di jlskn semuany berguna dlm Metode2 pembelajran itu sendiri 26 Desember 2011
08:55 Saiful mengatakan... @sony: berbgai metode tergantung priba gan..
silahkan pilih yang mana sesuai dengan pelajaran yang disampaikan 27 Desember
2011 23:27 psychologymania mengatakan... makasih infonya.., untuk memilih
metode mengajar yang efektif, juga harus disesuaikan dengan kondisi siswa 22
April 2012 06:43 ririn rohayati mengatakan... metodenya cukup lengkap disertai
dengan teori para ahli. kira-kira ada tidak teori yang mengatakan pembelajaran
dengan metode sistem point atau sistem bonus ya?terimakasih. 27 April 2012
14:06 blog pendidikan mengatakan... makasih, atas informasinya..... metode yg
diburuhkan oleh para guru sangat penting sebAGAI REFERENSI dalam mengajar.
follow sukses, follow my back. thenks 12 Mei 2012 20:02 Poskan Komentar ◄ Tulisan Sebelumnya Tulisan Berikutnya ► Home Berlangganan Artikel Daftarkan
email sobat untuk berlangganan artikel gratis: DMCA.com Google PageRank Checker
Advertiser tutorial komputer ID Blogger Saiful .:. Aingindra .:. Kedai Obat .:.
Kutulis.com .:. Ekodok Cell .:. Online News .:. Ponseluler .:. Harga HP Baru
.:. Ilmu Komputer .:. Mebel Jati .:. Ganden Online .:. Mebel Jepara Blogger Seo
Dasar .:. Rahasia Master Seo .:. 3 Hal Penting Blogging .:. Meningkatkan
Pagerank .:. Daftar GA Setelah Banned .:. Meningkatkan Alexa Pendidikan Contoh
RPP Judul Skripsi Ilmu Jiwa Belajar Karya Tulis Ilmiah Metode Pembelajaran
Bimbingan Konseling Komputer Avira Smadav IDM Free Corel Draw Opera Mini
Photoscape Mozilla Firefox Antivirus Gratis Google Chrome Adobe Photoshop
Mempercepat Internet About Us ♣ Privacy Policy ♣ Contact Me ♣ Sitemap ♣ Post RSS ♣ Comment RSS Toko Blog is proudly powered by
Blogger ♣ Desaign by Toko Blog Iklan Internet Murah
Efektif Berkualitas Indonesia Mbah GooGle ♥ Macam-macam Metode Pembelajaran :) Sumber dari: http://www.tokoblog.net/2010/10/macam-macam-metode-pembelajaran.html Copyright by www.tokoblog.net.
Terima kasih menyantumkan sumber artikel toko blog
0 komentar:
Posting Komentar