Rabu, 01 Februari 2017

Menancap ke Kepala Siswa SMK, Anak Panah Tembus Jaringan Otak

Korban serangan anak panah, Rahmat Setiawan (17) selekasnya melakukan operasi waktu tiba di RSUD Gunung Jati Cirebon. Rupanya, anak panah yang menancap di pelipis kanan siswa SMK itu pernah tembus ke jaringan otak sedalam 3 cm.

Sebelumnya di operasi, Rahmat melakukan CT-Scan. Penanggung jawab pasien di RSUD Gunung Jati Cirebon, Dasa Sariadi SpB menjelaskan operasi diawali pada jam 15. 00 WIB.

Dalam operasi di ketahui anak panah yang menancap di kepala korban itu menembus susunan kulit, tulang tengkorak, sampai masuk jaringan otak dengan kedalaman 3 cm. Tetapi, tak ada jaringan atau sel otak yang terganggu.
Dasa menjelaskan, berdasar pada observasi, ia memperkirakan tak ada masalah yang berlangsung pada kekuatan memori korban. Terlebih, anak panah yang menancap di pelipis siswa SMK itu tidak berkarat. Saat ini, korban dirawat di ruangan HCU RSUD Gunung Jati.

" Cuma dilancipkan, mata panahnya menancap mulus waktu kami check tak ada pendarahan serius. Cuma muntah karena nyeri di kepala, " tutur dia, Selasa (16/1/2018).

Tim dokter, kata dia, masih tetap selalu memonitor keadaan kesehatan korban sesudah operasi. Bila keadaan siswa SMK itu makin lebih baik, ia juga akan dipulangkan kurun waktu dekat.

" Biasanya lebih kurang tiga hingga empat hari (dirawat) serta belumlah ada perlakuan spesial juga, " tutur dia.
Serangan anak panah yang di terima Rahmat memetik beragam kecaman. Keluarga korban akan menuntut pemanah siswa SMK itu supaya dijerat hukum.

" Kami tidak terima serta juga akan menuntut aktor dijerat hukum, " kata paman korban, Suato.

Suato mengakui waktu peristiwa, dianya tengah ada diluar kota. Dia lantas dihubungi oleh keponakannya sampai segera pulang ke Cirebon.

Menurut Suato, korban serangan anak panah di kenal jadi anak yang pendiam serta rajin. Korban, kata dia adalah anak yatim.

" Dari kecil, saya dengan ayahnya turut membesarkan, " tutur dia.

Terlebih dulu, seseorang siswa SMKN 1 Cirebon terserang anak panah waktu turun dari kendaraan umum akan masuk ke sekolah pada Senin, 15 Januari 2018, sekitaran jam 07. 15 WIB.

Baru akan menyeberang jalan, mendadak anak panah menancap dibagian atas telinga samping kanan. Ia lantas dibawa ke RS Ciremai sebelumnya dirujuk ke RSUD Gunung Jati.
Wakil Kepala SMK Dwi Darma, Engkus Kusnadi memberikan, gerombolan pelajar bersenjata tajam bukan sekedar menyerang anak didiknya. Mereka juga meneror sopir angkutan kota.

Mereka mengacungkan celurit supaya sopir angkot selekasnya tancap gas dari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Hal tersebut di ketahuinya sesudah sopir angkot trayek 09 jurusan Cibadak-Cicurug yang ditumpangi beberapa pelajar, memohon pertanggungjawaban pihak sekolah.

Nyatanya, sopir angkot salah tujuan, jadi memohon pertanggungjawaban pada sekolah korban. " Kaca mobilnya pecah oleh warga, disangka berniat bawa kabur anak-anak itu. Walau sebenarnya, sopir angkotnya juga ditodong celurit, " papar Engkus.
Atas masalah pembacokan yang menerpa anak didiknya, sekolah menyerahkannya pada kepolisian.

0 komentar:

Posting Komentar