Siswa satu SMK Negeri terkenal di Kabupaten Bangkalan, IFK, masih tetap mengenakan seragam putih abu-abu waktu anggota Intel Kodim 0829 menangkapnya didalam gedung percetakan Hikari, Kelurahan Pangeranan, Selasa mendekati tengah hari, 28 Februari 2017.
Ia di tangkap sesudah ambil pesanan gambar bermacam bentuk striker di percetakan itu. Sepintas tidak ada yang aneh pada selembar karton pesanan Ilham. Tetapi dibagian bawah, ada tiga buah stiker simbol palu arit. Gambar tersebut yang membuatnya punyai urusan dengan hukum.
Awalnya, IFK pamit bersekolah. Di dalam jalan, dia berhenti di percetakan Hikari untuk buat bermacam stiker. Pegawai percetakan kaget karna satu diantara stiker pesanan IFK berbentuk simbol PKI. Pegawai itu memphotonya serta diantar ke intel Kodim.
Memperoleh laporan itu, intel disebar ke percetakan, mereka membuat gagasan menangkap basah pemesan gambar itu. Mereka tidak paham kalau pengorder masih tetap anak SMA.
" Saya minta anggota bawa handycam, semuanya gerak-gerik pemesan direkam, dari mulai kehadiran hingga penangkapan, " kata Komandan Kodim Bangkalan Letkol Sunardi Istanto.
Baru pada jam 10. 00 WIB, seseorang siswa datang ke percetakan mengendarai sepeda motor Vega R merah marun. Sosok yang dinanti pada akhirnya datang. Waktu IFK masuk, anggota intel turut masuk menyaru pemesan.
Waktu IFK ambil pesanan serta usai membayar, dia segera di tangkap. Waktu diinterogasi dalam mobil menuju Markas Kodim, ia mengaku stiker palu arit itu kepunyaannya.
Tetapi, interogasi beralih ke ruangan staf Intel, IFK menarik keterangannya. Dia katakan stiker palu arit itu punya rekannya bernama M. Ia mengakui disuruh tolong mencetakkannya ke Hikari.
Muka IFK pucat waktu diinterogasi empat staf intel Kodim. Keringat mengucur dari dahi, turun ke muka sampai lehernya berkilat. Rasa kuatir buat kepala IFK pening, dia merebahkan kepala ke kursi di sebelahnya. Semuanya pertanyaan dia jawab sembari rebahan, petugas biarkan berbaring.
" Saya tidak tahu pak itu gambar apa, hanya diminta oleh rekan M, " kata dia.
Dia baru beranjak duduk kembali, waktu tahu wartawan datang serta memphotonya. IFK cepat-cepat tutup berwajah lalu menunduk.
Berupaya memberikan keyakinan petugas, IFK berkali-kali menelpon, kirim pesan Whatsapps, tetapi tidak direspons si rekan. " Saya ingin nelpon dahulu pak, ingin katakan ban saya kempes, kelak Mikel tentu datang, " kata dia. Tapi, siasatnya itu tidak berhasil karna M tidak juga membalas.
Mendekati sore, Dandim Bangkalan memohon perkara IFK dilimpahkan ke Polres Bangkalan. Pengembangan serta termasuk juga pengusutan M agar dilanjutkan polisi. " Itu bukanlah ranah TNI sekali lagi, " ucap Sunadi.
Waktu juga akan dibawa ke Polres, air muka IFK terlihat lebih tenang karna menduga juga akan dipulangkan. Dia masih tetap pernah mencomot kerupuk di toples serta bergegas menguyah serta menelannya, dia juga meminum teh dingin paket serta lalu diselipkan di saku samping tas sekolahnya.
" Kelihatannya Ndableg anaknya, masih tetap pernah makan krupuk, " kata Dandim Sunardi Isnanto waktu lihat tingkat IFK atau mungkin ia memanglah lapar sesudah diinterogasi berjam-jam.
Isnanto sekalipun tidak menganggap orang yang di tangkap anggotanya masih tetap siswa. Ia kelihatannya yakin IFK bukanlah yang memiliki sesungguhnya simbol palu arit itu.
Dia mengira IFK ingin diminta karna tidak tahu simbol PKI terlarang, IFK disangka kurang belajar histori di sekolah. Isnanto minta muka siswa itu dikaburkan apabila akan dimuat media, termasuk juga nama sekolah IFK.
" Film G30SPKI harusnya selalu diputar, supaya generasi muda tahu kalau PKI itu terlarang, " jelas dia.
Setibanya di Polres Bangkalan, Ilham segera di bawa ke unit intelkam. Dua anggota intel Kodim mengenakan seragam lengkap serta satu sekali lagi kenakan pakaian preman temani siswa SMK itu serta tidak sebagian lama anggota itu keluar menenteng map diisi berkas.
" Telah beres, " kata salah intel Kodim sambil pergi melintas dimuka ruangan tahanan Polres. Tapi, IFK tidak tampak turut pulang dengan mereka.
Ia di tangkap sesudah ambil pesanan gambar bermacam bentuk striker di percetakan itu. Sepintas tidak ada yang aneh pada selembar karton pesanan Ilham. Tetapi dibagian bawah, ada tiga buah stiker simbol palu arit. Gambar tersebut yang membuatnya punyai urusan dengan hukum.
Awalnya, IFK pamit bersekolah. Di dalam jalan, dia berhenti di percetakan Hikari untuk buat bermacam stiker. Pegawai percetakan kaget karna satu diantara stiker pesanan IFK berbentuk simbol PKI. Pegawai itu memphotonya serta diantar ke intel Kodim.
Memperoleh laporan itu, intel disebar ke percetakan, mereka membuat gagasan menangkap basah pemesan gambar itu. Mereka tidak paham kalau pengorder masih tetap anak SMA.
" Saya minta anggota bawa handycam, semuanya gerak-gerik pemesan direkam, dari mulai kehadiran hingga penangkapan, " kata Komandan Kodim Bangkalan Letkol Sunardi Istanto.
Baru pada jam 10. 00 WIB, seseorang siswa datang ke percetakan mengendarai sepeda motor Vega R merah marun. Sosok yang dinanti pada akhirnya datang. Waktu IFK masuk, anggota intel turut masuk menyaru pemesan.
Waktu IFK ambil pesanan serta usai membayar, dia segera di tangkap. Waktu diinterogasi dalam mobil menuju Markas Kodim, ia mengaku stiker palu arit itu kepunyaannya.
Tetapi, interogasi beralih ke ruangan staf Intel, IFK menarik keterangannya. Dia katakan stiker palu arit itu punya rekannya bernama M. Ia mengakui disuruh tolong mencetakkannya ke Hikari.
Muka IFK pucat waktu diinterogasi empat staf intel Kodim. Keringat mengucur dari dahi, turun ke muka sampai lehernya berkilat. Rasa kuatir buat kepala IFK pening, dia merebahkan kepala ke kursi di sebelahnya. Semuanya pertanyaan dia jawab sembari rebahan, petugas biarkan berbaring.
" Saya tidak tahu pak itu gambar apa, hanya diminta oleh rekan M, " kata dia.
Dia baru beranjak duduk kembali, waktu tahu wartawan datang serta memphotonya. IFK cepat-cepat tutup berwajah lalu menunduk.
Berupaya memberikan keyakinan petugas, IFK berkali-kali menelpon, kirim pesan Whatsapps, tetapi tidak direspons si rekan. " Saya ingin nelpon dahulu pak, ingin katakan ban saya kempes, kelak Mikel tentu datang, " kata dia. Tapi, siasatnya itu tidak berhasil karna M tidak juga membalas.
Mendekati sore, Dandim Bangkalan memohon perkara IFK dilimpahkan ke Polres Bangkalan. Pengembangan serta termasuk juga pengusutan M agar dilanjutkan polisi. " Itu bukanlah ranah TNI sekali lagi, " ucap Sunadi.
Waktu juga akan dibawa ke Polres, air muka IFK terlihat lebih tenang karna menduga juga akan dipulangkan. Dia masih tetap pernah mencomot kerupuk di toples serta bergegas menguyah serta menelannya, dia juga meminum teh dingin paket serta lalu diselipkan di saku samping tas sekolahnya.
" Kelihatannya Ndableg anaknya, masih tetap pernah makan krupuk, " kata Dandim Sunardi Isnanto waktu lihat tingkat IFK atau mungkin ia memanglah lapar sesudah diinterogasi berjam-jam.
Isnanto sekalipun tidak menganggap orang yang di tangkap anggotanya masih tetap siswa. Ia kelihatannya yakin IFK bukanlah yang memiliki sesungguhnya simbol palu arit itu.
Dia mengira IFK ingin diminta karna tidak tahu simbol PKI terlarang, IFK disangka kurang belajar histori di sekolah. Isnanto minta muka siswa itu dikaburkan apabila akan dimuat media, termasuk juga nama sekolah IFK.
" Film G30SPKI harusnya selalu diputar, supaya generasi muda tahu kalau PKI itu terlarang, " jelas dia.
Setibanya di Polres Bangkalan, Ilham segera di bawa ke unit intelkam. Dua anggota intel Kodim mengenakan seragam lengkap serta satu sekali lagi kenakan pakaian preman temani siswa SMK itu serta tidak sebagian lama anggota itu keluar menenteng map diisi berkas.
" Telah beres, " kata salah intel Kodim sambil pergi melintas dimuka ruangan tahanan Polres. Tapi, IFK tidak tampak turut pulang dengan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar